Month of language poem!

20141010103440

Sakura

 Bayangan kolam terlihat

Embun menetes lepas melebur kedalamnya

Genangan air dan sebuah danau

Di sana

Suara angin berbisik

Tatkala mentari ikut bernyanyi

Suara-suara biola

Dan desiran

Di sana

Di bawah pohon sakura

Sang gadis merenung

Wajahnya lugu nan polos terlihat

Album merah muda berpita

Tanda kasih sayangnya

Ia simpan banyak kenangan

Wajah-wajah ceria tergambar

Desiran angin mencoba meramaikan hatinya

Beku berawan semi

Kelopak-kelopak sakura beterbangan

Serasa angin membantunya bernyanyi

Sakura…

Lihat dia

Dia bahagia disana

Tapi hatinya tertutup awan mendung

Sakura…

Dapatkah kau lihat?

Ia menangis

Tatkala sang mentari terbenam

Sakura…

Ia ada meramaikan hidupmu

Meramaikan hatimu

Sudihkah kau kembali membuatnya tersenyum?

date : 11 Okt 2014

Kuharap…

Musim gugur berganti

Harapan lama membeku

Tak ada jawabnya

langkah pun serasa angkuh

Berjalan di atas duri

Terbang tanpa kedua sayap

Harapan lalu tlah musnah

Jauh sebelum waktu terbangun

Bunga dan Pagar pun mulai berkarat

Hujan dan petir menyambar helaian daun

Udara pun terasa asing

Harapan itukah mungkin

Pelangi di seberang sana tampak kemilau

Diriku sendiri berkaca

Berkata seakan dunia akan mati

Waktu pun enggan menjawab

Entah sampai kapan

Musim ini berhenti

Awalku melangkah

Terjaga sudah mimpiku

date : 17 Okt 2014

Tembikar mendung

Kencana melaju

Medan tempatnya beradu

Sementara waktu menengadah

Uang tak lagi masalah

Hijau tak sehijau dulu

Putih tak sejernih dulu

Air tak sebening eloknya

Nampaknya keruh beracun

Gedung-gedung tinggi

Mencakar langit

Tembus atmosfer bangsa

Langkah terdengar rintih

Waktu nampak beracun

Enggan berputar

Malas melangkah

Tertatih jadinya dunia ini

Jabatan nan martabatnya

Acuh tak acuh

Kau buang sia-sia

Waktu tlah lalu

Kini masa depannya penuh rintihan

Derita anak-anak bangsa ia acuhkan

Rumah tangganya pun tlah dihancurkan

Nasib yang tahu

Uang tak slalu abadi

Hijaunya mampu menipumu

Nilainya mampu membutakanmu

Untuknya serupa milikmu

date : 17 Okt 2014

Langkah 6

Sekitar tahun lalu

Kami berdiri

Hidup dengan apa adanya

Kami melangkah dengan langkah

Langkah 1

Kami tak pernah mengeluh

Waktu itu…

Waktu penuh duka guncatan senjata

Langkah 2

Kami maju tanpa mereka

Waktu itu…

Kami terluka tertembak tentara sekutu

Langkah 3

Kami melangkah pasti untukmu

Waktu itu…

Waktu penuh tuk kami, penuh tuk mengabdi

Langkah 4

Kami mampu tahan rasa sakit menusuk

Waktu yang tlah buat kami bangkit walau dengan tusukan

Darah kami saksinya

Langkah 5

Kami kuat atas bantuan tuhan

Waktu dengan waktu

Tuhan bagi kami segalanya

Langkah 6

Kami ada walau tak ada

Itu masa yang lalu

Kami sembahkan untukmu

Bakti kami

Langkah kami

Janji kami

Bukti kami

Kami ada kembali

Bukti kami…

Kami sembahkan atas nama tuhan

Kami tulis dengan darah kami

Dunia tak sindir kita kembali

Tak olok seiring waktu

Waktu kami

Langkah 6

date : 17 Okt 2014

Mawar berduri

Tampak tumbuh disana

Kekar tubuhnya

Kuat hatinya

Lembut sentuhannya

Durinya bagaikan pendekar

Langkahnya tergambar pasti

Tapi, lihat disana!

Tubuhnya punah terkapar

Di atas sana

Demi hidupnya, ia perjuangkan

Seandainya ia sadar

Tubuhnya bak mawar berduri

Lukanya tampak ia tutupi

Cadarnya tampak ia rebahkan

Langkahnya mulai goyah

Sentuhannya mulai acuhkan

Lembutnya tak selembut dulu

Kuatnya tak sekuat dulu

Kekarnya tak sekekar dulu

Wanginya tak sewangi dulu

Arwahnya mulai berperang di atas awan

Nasibnya mulai dipertaruhkan

Langkahnya mulai membeku

Waktu tak ia hiraukan

Sampai dirinya berhasil

Demi mawar berduri

Akankah kau abadi diantara semak belukar?

Sungguh kami harapkan

date : 17 Okt 2014

Nah, inilah puisi yang didedikasikan untuk bulan bahasa pada bulan Oktober ini.. Admin menulisnya sendiri looh dengan harapan agar puisi selalu diminati dan diingat apalagi pada bulan bahasa ini.

Selamat bulan bahasa.

Panda’s Poem! (R.F.) ^.^