Sakura
Bayangan kolam terlihat
Embun menetes lepas melebur kedalamnya
Genangan air dan sebuah danau
Di sana
Suara angin berbisik
Tatkala mentari ikut bernyanyi
Suara-suara biola
Dan desiran
Di sana
Di bawah pohon sakura
Sang gadis merenung
Wajahnya lugu nan polos terlihat
Album merah muda berpita
Tanda kasih sayangnya
Ia simpan banyak kenangan
Wajah-wajah ceria tergambar
Desiran angin mencoba meramaikan hatinya
Beku berawan semi
Kelopak-kelopak sakura beterbangan
Serasa angin membantunya bernyanyi
Sakura…
Lihat dia
Dia bahagia disana
Tapi hatinya tertutup awan mendung
Sakura…
Dapatkah kau lihat?
Ia menangis
Tatkala sang mentari terbenam
Sakura…
Ia ada meramaikan hidupmu
Meramaikan hatimu
Sudihkah kau kembali membuatnya tersenyum?
date : 11 Okt 2014
Kuharap…
Musim gugur berganti
Harapan lama membeku
Tak ada jawabnya
langkah pun serasa angkuh
Berjalan di atas duri
Terbang tanpa kedua sayap
Harapan lalu tlah musnah
Jauh sebelum waktu terbangun
Bunga dan Pagar pun mulai berkarat
Hujan dan petir menyambar helaian daun
Udara pun terasa asing
Harapan itukah mungkin
Pelangi di seberang sana tampak kemilau
Diriku sendiri berkaca
Berkata seakan dunia akan mati
Waktu pun enggan menjawab
Entah sampai kapan
Musim ini berhenti
Awalku melangkah
Terjaga sudah mimpiku
date : 17 Okt 2014
Tembikar mendung
Kencana melaju
Medan tempatnya beradu
Sementara waktu menengadah
Uang tak lagi masalah
Hijau tak sehijau dulu
Putih tak sejernih dulu
Air tak sebening eloknya
Nampaknya keruh beracun
Gedung-gedung tinggi
Mencakar langit
Tembus atmosfer bangsa
Langkah terdengar rintih
Waktu nampak beracun
Enggan berputar
Malas melangkah
Tertatih jadinya dunia ini
Jabatan nan martabatnya
Acuh tak acuh
Kau buang sia-sia
Waktu tlah lalu
Kini masa depannya penuh rintihan
Derita anak-anak bangsa ia acuhkan
Rumah tangganya pun tlah dihancurkan
Nasib yang tahu
Uang tak slalu abadi
Hijaunya mampu menipumu
Nilainya mampu membutakanmu
Untuknya serupa milikmu
date : 17 Okt 2014
Langkah 6
Sekitar tahun lalu
Kami berdiri
Hidup dengan apa adanya
Kami melangkah dengan langkah
Langkah 1
Kami tak pernah mengeluh
Waktu itu…
Waktu penuh duka guncatan senjata
Langkah 2
Kami maju tanpa mereka
Waktu itu…
Kami terluka tertembak tentara sekutu
Langkah 3
Kami melangkah pasti untukmu
Waktu itu…
Waktu penuh tuk kami, penuh tuk mengabdi
Langkah 4
Kami mampu tahan rasa sakit menusuk
Waktu yang tlah buat kami bangkit walau dengan tusukan
Darah kami saksinya
Langkah 5
Kami kuat atas bantuan tuhan
Waktu dengan waktu
Tuhan bagi kami segalanya
Langkah 6
Kami ada walau tak ada
Itu masa yang lalu
Kami sembahkan untukmu
Bakti kami
Langkah kami
Janji kami
Bukti kami
Kami ada kembali
Bukti kami…
Kami sembahkan atas nama tuhan
Kami tulis dengan darah kami
Dunia tak sindir kita kembali
Tak olok seiring waktu
Waktu kami
Langkah 6
date : 17 Okt 2014
Mawar berduri
Tampak tumbuh disana
Kekar tubuhnya
Kuat hatinya
Lembut sentuhannya
Durinya bagaikan pendekar
Langkahnya tergambar pasti
Tapi, lihat disana!
Tubuhnya punah terkapar
Di atas sana
Demi hidupnya, ia perjuangkan
Seandainya ia sadar
Tubuhnya bak mawar berduri
Lukanya tampak ia tutupi
Cadarnya tampak ia rebahkan
Langkahnya mulai goyah
Sentuhannya mulai acuhkan
Lembutnya tak selembut dulu
Kuatnya tak sekuat dulu
Kekarnya tak sekekar dulu
Wanginya tak sewangi dulu
Arwahnya mulai berperang di atas awan
Nasibnya mulai dipertaruhkan
Langkahnya mulai membeku
Waktu tak ia hiraukan
Sampai dirinya berhasil
Demi mawar berduri
Akankah kau abadi diantara semak belukar?
Sungguh kami harapkan
date : 17 Okt 2014
Nah, inilah puisi yang didedikasikan untuk bulan bahasa pada bulan Oktober ini.. Admin menulisnya sendiri looh dengan harapan agar puisi selalu diminati dan diingat apalagi pada bulan bahasa ini.
Selamat bulan bahasa.
Panda’s Poem! (R.F.) ^.^