Musim Panas

Pagi itu… bersama pelangi

Ia duduk diantara sekumpulan mawar

Mengisahkan putri syurga

Turun ke bumi dengan sayapnya

Ia dapati duri mawar menusuk kakinya

Sakitnya menjalar menusuki pikirannya

Masa yang membawanya teringat kembali

Sebuah lorong waktu menampakkan cahaya putihnya

Ia duduk diantara dua musim

Tersenyum padanya

Ramah penuh harap

Pemuda dan singgasana dirinya

Putri waktu terlihat bergetar

Bibirnya ia gigit

Aura merah menjalari seluruh tubuhnya

Kebahagiaan terpendam terungkap sudah

Langkahnya terhenti seketika

Pikirannya terdiam

Kaku tak bergerak tubuhnya

Tetap bibir tergetar tak senada

Daun-daun kuning berguguran

Jatuh dari kastil awan

Bersepah-sepah letaknya

Rupa nan bentuk rupa-rupa

Melodi terhenti seketika

Nafas berdetak terhenti

Langkah setapak terhenti

Nyanyian melodi jua terhenti

Yah..inikah cinta daripada semua orang

Cinta suci seorang bidadari

Kepak-kepak sayap cintanya

Terjatuh sudah hatinya pada pemuda itu

Sayangnya, ia jua menjauh

Sepatu boot melangkah kebelakang

Dikejar pun tak ia dapati sudah

Hilang sudah bayangan itu, tenggelam bersama arus waktu

Ia tersadar

Waktu lalu adalah perak

Waktu ini adalah emas

Yang akan selalu bersinar

Cinta lalu akan tumbuh

Tumbuh menjadi bagian terpenting kehidupan yang baru

Ombak kehidupan mulai bergempur

Mendatangkan baru atau yang tlah usang.

31 August 2014

Tinggalkan komentar